Selasa, 06 September 2011

MENGENAL BARBAGAI MACAM BATIK

BATIK MELAYU RIAU





Batik Riau, gambar diambil dari http://batiknusantaraunikmenarik.blogspot.com/2010/02/batik-riau-batik-riau-batik-padang.html






Batik Riau, gambar diambil dari http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_12479.html


BATIK MELAYU RIAU

Motif Busana Melayu Riau - Sebelum kita membahas jauh tentang batik Riau, ada pertanyaan kecil, apakah Riau memiliki motif dan corak batik asli daerah Riau?

Lari dari pertanyaan yang mengusik itu, memang batik diminati di berbagai belahan dunia hingga beberapa negarapun coba membuat corak, motif batik sendiri-sendiri.

Riau (Indonesia) sebagai tempat asal batik (diakui oleh UNESCO) juga tidak mau kalah dengan menciptakan motif dan corak khas batik daerah sendiri.

Di Riau ada dikenal sebagai khasanah membatik. Hasil kerajinannya disebut dengan batik Riau. Batik Riau menggunakan motif tempatan, tentu saja pengembangan ini membuat khasanah batik tanah air semakin kaya.

Ada yang menyebutkan setiap batik dibedakan dengan sebuah teknik atau cara untuk menghasilkan motif tertentu. Bila ditelusuri jejaknya, Batik Riau telah ada sejak zaman Kerajaan Daek Lingga. Corak batik Riau mirip dengan beberapa negeri berkebudayaan Melayu seperti Malaysia dan Singapura.

Motif berbentuk sangat unik, berbetuk garis memanjang seperti tabir. Motif itu selalu terdapat pada setiap helai batik buatan Riau. Sehingga batik Riau lebih dikenal dengan sebutan batik tabir.

Ada perbedaan teknik digunakan saat membatik jika dibandingkan dengan pembuatan batik Jawa. Sebut saja dalam teknik pewarnaan, pembatik cenderung menggunakan teknik celup untuk mendapatkan warna. Hingga untuk menghasilkan warna yang beragam mereka harus mencelup produknya beberapa kali.

Sedangkan para pengrajin Batik Riau menggunakan teknik kuas atau lukis untuk mendapatkan warna diinginkan. Motif batik Riau menggunakan motif sulaman tekat, teknik ini ditengarai hampir punah saat ini sebab, tradisi membatik di tanah Melayu Riau tidak seperti di Jawa yang getol.

Harga kerajinan batik Riau lebih mahal harganya dibanding harga batik motif biasanya. Beberapa tempat di Pekanbaru pakaian batik ditawar seharga antara Rp 500 ribu-Rp 600 ribu per lembar. Biasanya bahan -berasal dari kain sutra yang bermutu tinggi dan dibuat dengan menggunakan tangan.

Pengembangan batik Riau masih butuh tangan tangan kreatif. Tapi sayangnya usaha ini belum begitu populer, meski usaha pengembangan batik secara ekonomis sangat menguntungkan. Seperti diakui Rita, sejak Dekranasda Riau memberikan penyuluhan kepadanya. Ia berhasil mengembangkan motif, corak batik tabir atau batik Riau untuk dikomersilkan.

Artikel diambil dari http://www.pekanbaruriau.com/2009/12/motif-corak-batik-riau.html

13:33 Edit This 0 Comments »
Banyak orang mengenal kota Rembang sebagai kota kelahiran pahlawan wanita Indonesia yang sungguh fenomenal, RA. Kartini. Sekitar 12 Km di timur kota Rembang, terdapat sebuah kota yang terkenal sebagai penghasil batik, yaitu Lasem.
Dibanding batik dari Yogyakarta, Solo, atau Pekalongan, nama batik Lasem memang belum terlalu menonjol. Namun jangan salah, keindahan batik Lasem begitu memikat.
Mau tahu lebih detil tentang batik Lasem? Simak yuk, beberapa uraian di bawah ini:

1. Sejarah
Menurut Babad Lasem karangan Mpu Santri Badra, keberadaan batik di Lasem bermula dari kedatangan Laksaman Cheng Ho pada tahun 1413 M. Anak buah Cheng Ho bernama Bi Nang Un turut menetap di Lasem bersama istrinya, Na Li Ni. Nah, dari kepiawaian tangan Na Li Ni inilah tercipta berbagai kain batik yang menjadi cikal bakal keberadaan batik Lasem.
Masa kejayaan batik Lasem terjadi pada abad ke-19. Pada masa itu, hampir setiap orang keturunan Tionghoa menjadi pengusaha batik. Di rumah-rumah mereka, batik diproduksi. Mereka merekrut penduduk sekitar untuk menjadi pengrajin.
Pengrajin batik pun semakin kreatif menciptakan motif-motif baru. Mereka merespon situasi yang terjadi. Semisal, ketika Daendels memperkerjakan rakyat untuk membuat jalan raya, terciptalah motif kricakan, atau watu pecah.
Namun, masa kejayaan tersebut mulai pudar di era 1950-an. Kondisi politik yang tidak berpihak pada etnis Tionghoa membuat banyak pengusaha batik gulung tikar.

2. Motif
Pengaruh budaya Tionghoa terlihat jelas pada motif burung Hong, banji, bunga seruni, dan liong. Motif-motif itu dicipta oleh Na Li Ni dan menjadi ciri yang sangat khas dan unik dari batik Lasem hingga saat ini.
Kisah percintaan Sam Pek Eng Tay, alias legenda klasik dari Negeri Cina, juga pernah menjadi motif yang cukup populer pada batik Lasem.
Selain motif-motif tersebut, terdapat beberapa nama motif batik Lasem yang terkenal, seperti motif Watu Pecah, Naga Kricak, Ceplok Piring, Sekar Jagat, Kawung Lerek Sekar paksi, serta Terang Bulan.
Batik Lasem juga mendapat pengaruh dari motif batik Solo dan Yogyakarta. Ornamen kawung dan parang kerap ditemui dalam batik Lasem.

3. Warna
Warna paling menonjol pada batik Lasem dan menjadi ciri khas yang jarang ditemui pada batik dari daerah lain adalah warnanya. Merah, menyerupai warna darah ayam.
Selain itu, warna batik Lasem didominasi warna khas pesisir yaitu kombinasi merah, kuning, biru, dan hijau.

4. Sentra Batik Tulis Lasem
Sebanyak 1.175 unit usaha batik tulis tersebar di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lasem dan Pancur, dengan kapasitas produksi nyaris menembus angka 40.000 potong per tahun.
Jika tak punya cukup waktu untuk menjelajahi satu persatu tempat workshop pengrajin, datang saja ke Show Room Batik Tulis Lasem Kabupaten Rembang yang terdapat di Jl. Raya Kecamatan Lasem. Menempati bekas kantor kecamatan Lasem, aneka batik produksi pengrajin Lasem dipamerkan dan dijual.
Artikel di ambil dari http://batikindonesia.com/kesengsem-batik-lasem/2437

Tidak ada komentar:

Posting Komentar